LOGO puskesmas perampuan
Beranda > Berita > Minilokakarya Lintas Sektor Dengan Tema Stunting
Berita Utama

MINILOKAKARYA LINTAS SEKTOR DENGAN TEMA STUNTING

Posting oleh puskesmasperampuanlobar - 2 Sep. 2022 - Dilihat 470 kali

Sukma rasa Labuapi, 1 September 2022

 

PERAN LINTAS SEKTOR DALAM PENCEGAHAN STUNTING (MINILOKAKARYA TW III TAHUN 2022)

 

Salah satu permasalahan / isu nasional yang harus dilakukan intervensi secara terus menerus dan berkesinambungan adalah masalah “STUNTING”. 

Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Perpres tersebut memuat acuan yang harus dicapai oleh pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan percepatan penanggulangan Stunting tentunya untuk mencapai penurunan Stunting menjadi 14% di tahun 2024.

 

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.

 

Melansir World Health Organization (WHO), penyebab stunting adalah gizi buruk, infeksi berulang, dan kurangnya stimulasi psikososial. Jika ketiga penyebab tersebut terjadi secara simultan dan terus-menerus pada 1.000 hari pertama kehidupan maka akan berpotensi menyebabkan Stunting.

 

Dalam minilokakarya kali ini Kepala UPT Puskesmas Perampuan selaku narasumber membahas tentang angka Stunting di wilayah Kerja UPT Puskesmas Perampuan yang berada di angka 15%. Meski tidak termasuk ke dalam kategori lokus Stunting namun tetap harus dilakukan intervensi yang benar-benar efektif dan efisien dalam menurunkan kasus Stunting ke depannya.

 

Camat Labuapi yang dalam hal ini diwakili oleh Kasie Kessos menyampaikan bahwa perlu adanya kolaborasi dan kerjasama lintas sektor karena berbicara Stunting bukanlah hal yang mudah karena menyangkut intervensi spesifik dan sensitif.

 

Intervensi spesifik merupakan kegiatan yang langsung mengatasi penyebab terjadinya stuntin dan umumnya diberikan oleh sektor kesehatan seperti asupan makanan, pencegahan infeksi, status gizi ibu, penyakit menular dan kesehatan lingkungan. Mencakup 1000 hari pertama kehidupan, mulai dari anak masih falam kandungan sampai dengan anak berusia 2 tahun.

 

Sedangkan Intervensi sensitif merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penyebab tidak langsung stunting yang umumnya berada di luar persoalan kesehatan. Intervensi sensitif terbagi menjadi 4 jenis yaitu penyediaan air minum dan sanitasi, pelayanan gizi dan kesehatan, peningkatan kesadaran pengasuhan dan gizi serta peningkatan akses pangan bergizi. 

 

Peran lintas sektor dalam pencegahan Stunting ini adalah bentuk kolaborasi antara lintas sektor seKecamatan Labuapi dalam Langkah pengentasan Stunting mulai dari menyamakan persepsi mengenai stunting, membangun komitmen, dan bekerjasama antar berbagai pihak untuk mengurangi stunting dengan kesadaran akan pentingnya kesehatan individu dan masyarakat.

 

Monitoring dan evaluasi hasil kegiatan intervensi Stunting juga harus dilakukan guna mengukur tingkat keberhasilan kinerja di masing-masing sektoral. 

 

#Entaskan_Stunting

#Cegah_Stunting_itu_Penting

#PRIMA

#Kesehatan_Anda_Kepedulian_Kami


Silahkan beri komentar

Email tidak akan di publikasi. Field yang harus diisi ditandai dengan tanda *